Hujan yang Menghebohkan

Kemarin, hari rabu tepatnya Semarang di guyur hujan yang sangat lebat. Hujan mulai sekitar jam dua-an ketika aku mau menuju ke tempat klienku untuk urusan suatu hal. di tengah jalan aku kehujanan, tidak bawa jas hujan lagi, akhirnya berteduh disebuah warnet, setelah hujan sedikit reda aku melanjutkan perjalanan, di tengah kota, tepatnya di jalan A. Yani jalannya tergenang air, sampai di simpang lima juga banjir. Banjirnya mengelilingi lapangan. Sampai di ujung jalan Gajahmada, deket Johar, banjir yang menggenangi jalan tingginya sekitar 50 cm lebih ditambah lagi mobil yang lewat. Jadinya, motorku mogok di tengah jalan dan aku aku harus mendorong motor sampai jalan yang tidak banjir.

Itulah sedikit cerita tentang banjir oleh karena hujan yang cuma sekali itu tapi efeknya heboh banget, klo baca koran pasti tahu, ada banyak pohon bertumbangan, papan iklan rubuh, rumah-rumah gentingnya pada rusak.

Aku tidak akan menyoroti semua, aku hanya ingin menyoroti tentang banjir di jalanan. Aku ingin membahas tentang ini bukan karena motorku mogok karena bajir di jalan, bukan. Banjir kan tempatnya di sungai, kenapa kok di jalan juga banjir? Pertanyaan kalau aku yang jawab adalah karena <b>tidak ada tempat lagi untuk air mengalir</b>, selokan yang terlalu sempit atau tersumbat kotoran. Semua tentu tidak nyaman dengan banjir di jalan ini, pengendara motor atau mobil, kantor-kantor daerah tempat banjir, pejalan kaki, pedagang kaki lima. Semua tidak nyaman.

Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah untuk mengatasi masalah ini karena memang pemerintah tidak bisa diandalkan, bukannya ‘ngepal’ ini kenyataan kok. makanya kita harus sadarkan diri kita untuk mengerti tentang lingkungan. Tidak buang sampah sembarangan, mungkin adalah hal terkecil yang bila dilaksanakan akan punya efek positif bagi lingkungan. Semua bukan untuk siapa-siapa, semua itu untuk kita, untuk kenyamanan kita. iya tidak….

About sanji0ne

bukan apa-apa, hanya manusia biasa, yang ingin berbagi dengan sesama

Posted on 11 Oktober 2008, in opini and tagged , , , , . Bookmark the permalink. 9 Komentar.

  1. Kita tak bisa mengandalkan pemerintah…setuju…tapi bukan berarti pemerintah tak ingin berbuat baik.
    Warga negara, masyarakat, juga harus bertanggung jawab atas kebersihan kotanya, tak membuang sampah sembarangan dsb nya yang dapat menyumbat aliran air.

    Di kota Brisbane, saat tahun 80 an s/d 90 an masih sering terjadi banjir, tapi kaum muda langsung bertindak, melakukan perbaikan, gotong royong dan menerapkan disiplin yang kuat. Hasilnya…tahun 2001 saat saya kunjungan tugas kesana, kotanya indah, sungainya bersih dan dapat dilalui Citi Cat (perahu yang menghubungkan daerah-daerah di Brisbane). Jika tak melihat tayangan pembangunan kota tsb di museum, maka saya tak percaya bahwa kota Brisbane dulunya semrawut….dan Gubernur Jendral perempuan pertama di Australia yang baru terpilih adalah seorang pengacara yang dibesarkan dan dilahirkan di negara Queensland, dengan ibu kotanya Brisbane.

    Suka

  2. salam kenal 🙂 kunjungan perdana nih

    Suka

  3. endratna @ sindiran untuk kaum muda nih…

    Suka

  4. yah memang harus dimulai dari diri sendiri dulu dan bersama-sama tentunya…
    *semarang sudah mulai banjir sekarang?* 😯

    Suka

  5. chic @ yup…kalau hujan lebat sedikit saja jalan udah tergenang

    Suka

  6. mas.. bapak saya lagi ada di rs Kariadi di jalan veteran, ujan gak di situ???

    Suka

  7. yah..namanya juga semarang…kan semarang terkenal karena wisata air nya pas hujan yang tidak dimiliki kota-kota besar lainnya…maka dari itu Semarang menjadi daya tarik dan Pesona Asia! halah…

    Suka

  8. sama kayak jakarta ya..ujan dikit banjir..panas dikit kemarau…

    Suka

  9. @ yakhanu : sekarang semarang panas terus…
    @ cokotsemut : hus….saya bilangin walikota lho..
    @ yessymuchtar : ya hampir sama….tapi semarang tidak macet…

    Suka

Tinggalkan komentar